Produk

Silakan Daftar atau login untuk membeli

Majalah

Majalah MASKA Edisi 1 - 2017

01 Januari 2017

Artikel ini merupakan salah satu judul rubrik dalam Majalah MASKA Edisi 1. Apabila Anda ingin membaca lengkap silakan membeli Majalah MASKA dengan klik DI SINI

 
 
 “BOLKOP” SI JURU SELAMAT TREM AMSTERDAM
Oleh: Widoyoko

 

Berahirnya Perang Dunia II merupakan masa-masa sulit bagi sistim transportasi kota berbasis jalan rel terutama Trem, karena Trem terkesan kuno dibanding bus kota yang terlihat lebih modern. Banyak kota-kota besar di dunia termasuk Jakarta, mengahiri operasi Trem dan menerapkan bus sebagai pengganti angkutan kota yang nyaris dianggap ketinggalan zaman tersebut.

 

Perang dimanapun menyisakan kerusakan dan kehancuran, sehingga banyak sarana dan infrastruktur transportasi umum berbasis jalan rel rusak parah atau musnah. Tidak terkecuali di kota Amsterdam, Trem merupakan salah satu sarana transportasi umum yang tersisa walau dalam kondisi apa adanya. Otomatis Trem menjadi andalan utama mobilitas warga Amsterdam. Akibat minimnya sarana transportasi umum, tidak jarang terlihat para penumpang bergelantungan di pintu Trem atau di bagian Trem mana saja yang bisa dipijak, tidak berbeda dengan penumpang Metro Mini atau PPD di Jakarta sebelum hadirnya Busway.

 

Suasana transportasi umum di Amsterdam pasca Perang Dunia II

 

Untuk meningkatkan pelayanan maka Pemkot Amsterdam membeli bus-bus baru, selain pengadaan lebih mudah penampilan bus-bus tersebut juga cukup menarik dan  modern. Setelah Perang Dunia II, industri otomotif di Eropa dan Amerika bangkit dengan cepat dan meyakinkan sehingga tidak heran bila roda karet menjadi pesaing berat bagi roda baja. Ditambah lagi dengan meningkatnya kemakmuran, terutama di Eropa dan Amerika, maka masyarakat dengan mudah dapat membeli Mobil yang diinginkan. Dengan gencarnya iklan mobil yang menggambarkan kepemilikan mobil sebagai sebuah simbol kesuksesan seseorang, lengkap lah sudah alasan masyarakat umum untuk semakin meninggalkan transportasi umum. 

 

Melihat perkembangan ini maka Pemkot Amsterdam berusaha agar masyarakat tetap tertarik untuk menggunakan transportasi umum, sekaligus memanfaatkan  infrastruktur jalan Trem yang masih tersisa. Untuk itu sebagai percobaan dan sebagai pengganti sebagian trem-trem kuno yang umumnya dibuat di zaman sebelum perang, Pemkot Amsterdam memesan 25 unit Trem gandeng baru (single articulated) dari pabrik Beijnes – Haarlem. Agar tidak mengganggu operasi bus kota maka Trem baru ini di uji-cobakan pada jalur Trem no.1 dan no.2. 

 

 Trem “Bolkop” trem gandeng modern generasi pertama

 

Tanggal 16 April 1957 Trem baru pesanan Pemkot Amsterdam diserahkan oleh pabrik Beijnes dan tanggal 16 Juni 57 Trem gandeng ini memulai debutnya yang pertama untuk melayani masyarakat pada jalur Trem no.1. Sedangkan operasi untuk jalur Trem no.2 baru dimulai pada bulan September 1957.

Trem gandeng baru ini selain memiliki bentuk stream line yang memberi kesan modern, juga dilengkapi dengan peralatan yang tergolong modern di zamannya. Satu hal yang mirip dengan Trem listrik Jakarta adalah fasilitas kotak pos yang dipasang pada bagian belakang Trem.

 

Kotak pos bertengger di bagian belakang Trem.

 

Untuk Trem baru ini, Pemkot Amsterdam memberikan warna gabungan Abu-abu muda dan Putih. Dengan motor traksi yang cukup kuat, Trem baru ini cukup lincah menapaki jalan-jalan di Amsterdam, ditambah dengan penampilan stream line maka Trem baru ini tampil sangat representatif untuk menggambarkan kemajuan zaman. Masyarakat pun mulai kepincut dengan Trem baru yang modern ini serta memberikan komentar yang positif terhadap kehadirannya. Masyarakat kota Amsterdam pun ahirnya menjuluki Trem baru ini dengan nama imut yaitu “Bolkop” karena penampilan wajah Trem yang bulat.   

 

Dengan sambutan masyarakat yang positif dan antusias maka percobaan Pemkot Amsterdam untuk memperkenalkan kembali angkutan kota berbasis jalan rel dinilai sukses. Karena itu Pemkot Amsterdam memesan kembali Trem sejenis dengan versi yang lebih panjang (double articulated), pesanan diserahkan pada periode 1959 - 61. Trem gandeng generasi pertama pun selanjutnya dimodifikasi menjadi double articulated sehingga kapasitas angkutnya lebih besar.

 

Untuk menggantikan seluruh armada Trem lawas, secara berturut-turut Pemkot Amsterdam memesan lebih banyak lagi Trem “Bolkop” dengan berbagai versi. Versi pertama mendapat kode 1G dan versi terahir mendapat kode 7G, secara Total Pemkot Amsterdam mengoperasikan sebanyak 160 unit Trem “Bolkop”. Selain pabrik Beijnes, pabrik Werkspoor juga membuat beberapa unit Trem “Bolkop”. Ahirnya selama berpuluh-puluh tahun, hingga awal abad ke 21 Trem “Bolkop”.menjadi pemandangan sehai-hari di kota Amsterdam.

 

Ironisnya saat sistim transportasi umum berbasis jalan rel bangkit di Amsterdam, di Jakarta operasi Trem justru diahiri. Padahal kota Jakarta lebih dahulu menerapkan Trem listrik. Pemerintah DKI Jakarta tidak berhasil atau tepatnya tidak berniat untuk meremajakan armada Trem. Mereka lebih tertarik dengan memodernisir armada transportasi umum dengan memperbanyak bus kota.

 

 

Data-teknis dan pola warna

 

Tram “Bolkop” memiliki panjang 23,5 m (tipe 4G s/d 7G), lebar 2,35 m dan tinggi 3,1 m. Trem “Bolkop” memiliki berat 26,9 ton dan total mampu mengangkut sekitar 150 orang penumpang. Tram “Bolkop” ditenagai oleh 4 motor traksi yang masing-masing memiliki kekuatan 50 kW dan mampu dipacu dengan kecepaatan max. 50 km/jam. Trem “Bolkop” dibuat oleh pabrik Beijnes dan kemudian diteruskan oleh pabrik Werkspoor. Sistim kelistrikan dibuat oleh Siemens-Schuckertwerke – Jerman.  

Pada awal operasinya Trem “Bolkop” memperoleh gabungan warna Abu-abu muda dan putih. Namun seiring dengan perkembangan jaman Trem “Bolkop” juga diwarnai  dengan warna Kuning cerah. Untuk acara-acara tertentu Trem “Bolkop” juga mendapat warna dengan tema khusus, misalnya saat perayaan 700 tahun kota Amsterdam di tahun 1975.

 

 

Akhir dari masa dinas Trem “Bolkop”  

Pada ahir dasawarsa 1980-an Pemkot Amsterdam meningkatkan kembali layanan transportasi umum berbasis jalan rel dengan memperluas jaringan Trem, diantaranya bahkan menghubungkan kota satelit Amstelveen. Karena itu Pemkot Amsterdam kembali memesan Trem baru untuk melayani jalur-jalur Trem yang baru.

 

Secara bertahap Trem-trem baru tersebut diserahkan dalam kurun waktu antara tahun 1989 – 91. Karena armada Trem bertambah namun area dipo tidak bertambah, maka untuk memberi tempat bagi Trem-trem baru Pemkot Amsterdam menghibahkan 20 Trem “Bolkop” kepada Pemkot Poznan – Polandia.  Sisa-sisa Trem “Bolkop” secara bertahap dipensiunkan seiring dengan kehadiran Trem-trem baru.

 

Untuk menjawab tantangan di masa depan dan mempertahankan kualitas pelayanan transportasi umum maka Pemkot Amsterdam perlu meremajakan kembali armada Tremnya dan berniat memensiunkan armada “Trem Bolkop” yang sudah setia mengabdi sejak tahun 1950-an. Untuk itu pada awal abad ke 21 Pemkot Amsterdam memesan Trem baru tipe Combino buatan Siemens sebanyak 155 unit untuk menggantikan Trem “Bolkop” yang sudah mulai dimakan usia.

Trem Combino yang sekarang ini  mewarnai wajah kota Amsterdam diserahkan secara brtahap antara tahun 2001 – 2005 dan secara bertahap Trem “Bolkop” ditarik dari peredarannya. Lonceng kematian yang menandakan berahirnya operasi Trem “Bolkop” ahirnya bergema pada tahun 2004. Secara resmi operasi Trem “Bolkop” menyudahi pelayanannya kepada warga kota Amsterdam.

 

 

Tram “Bolkop” bersanding dengan Trem Combino

 


 

Trem “Bolkop” sebagai Trem museum.

 

Dari 160 unit Trem “Bolkop” yang pernah dioperasikan di Amsterdam, saat ini hanya tersisa satu unit  Trem “Bolkop” yang dilestarikan dan dioperasikan sebagai museum berjalan, yaitu Trem “Bolkop” generasi pertama no. 568. Konfigurasi Trem no.568 dikemalikan ke asalnya, yaitu Trem single articulated. Pola warna juga dikembalikan ke kondisi semula yaitu gabungan Abu-abu muda dan putih.

 

Trem museum ini dikelola oleh Museum Trem Amsterdam. Selain Amsterdam, Trem “Bolkop” yang difungsikan sebaga museum dapat kita jumpai di kota Poznan – Polandia. Bagi Anda yang kebetulan berkunjung ke Amsterdam, silahkan Anda datang ke museum Trem Amsterdam dan menapaki sejarah Trem Amsterdam. Anda  dapat merasakan naik Trem kuno di museum ini. Museum ini menggunakan bekas stasiun KA “Haarlemermeer” dan dapat dijangkau diantaranya dengan Trem no.16 atau bus no.15. Keterangan lebih lengkap tentang museum ini dapat disimak dari website http://www.museumtramlijn.org

  

 

Trem “Bolkop” no.586 yang difungsikan sebagai museum berjalan.

***



Produk Lainnya