
Berita
Berita
MRT Jakarta: Melihat Stasiun & Depo MRT di Lebak Bulus
29 Agustus 2018JIKA menaiki beberapa anak tangga dan menengok ke bagian kiri, kita akan diperlihatkan dengan 3 buah rangkaian MRT yang terparkir di jalurnya. Jaring-jaring pengaman terlihat masih terpasang, kabel-kabel bergelantungan di sana-sini, serta terlihat dinding-dinding sekeliling yang masih ditempeli tanda peringatan bahaya. Eskalator yang belum terpasang dengan sempurna ditutupi terpal besar.
Memasuki area stasiun dan depo MRT, kita diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) layaknya para pekerja berupa helm, rompi, dan sepatu boots. Hal ini untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk yang bisa terjadi, mengingat stasiun belum sepenuhnya jadi. Saat melakukan kunjungan pada Selasa (28/8/2018), kita diarahkan langsung oleh tim safety yang mengenakan baju merah.
Salah seorang petugas memberikan beberapa peringatan mengenai hal yang tidak boleh dilakukan saat berada di dalam stasiun. "Tidak ada yang boleh menerobos ke MRT, nanti berdiri di tempat yang telah dibatasi. Semua harus melalui otoritas pimpinan,” ujar seorang petugas.
Menaiki lantai berikutnya, kita disambut serangkaian kereta MRT yang tengah diujicobakan SAT (signal acceptance testing) atau uji coba persinyalan.
“Kereta akan langsir dulu ke arah selatan, lalu nanti berganti jalur ke jalur kanan. Nanti kita akan lihat sama-sama,” ujar Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar saat peninjauan. Pembatas antara peron menuju MRT hanya dipagari pita panjang bergaris hitam kuning. Pengunjung dilarang melewati garis tersebut. Di peron, sebuah pintu otomatis menjadi pembatas peron dengan kereta.
“Kalau di stasiun yang berada di bawah tanah, pintu otomatisnya sampai ke atas,” tutur Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta Agung Wicaksono. Pintu-pintu kaca itu hanya akan membuka pada saat kereta berada di posisi yang pas. Agung menyebut dengan posisi yang tidak pas antara pintu gerbong kereta dengan pintu otomatis tersebut, maka pintu itu tidak akan mau terbuka.
“Ini sistem yang menjamin keamanan bagi pengguna,” kata Agung.
Poster-poster besar soal keselamatan bekerja terpampang di sana. Di dekat tangga masuk ke stasiun juga terpampang imbauan agar para pekerja menggunakan pengamanan lengkap saat bekerja.
William mengatakan, pembangunan fisik stasiun dan depo MRT sudah mencapai 95,97 persen. Pembangunan stasiun layang sudah mencapai 94,42 persen, sedangkan pembangunan stasiun bawah tanah sudah mencapai 97,53 persen.
"Pembangunan konstruksi atau fisik fase satu saat ini sudah mencapai 95,97 persen. Kalau untuk sistemnya kami masih benahi terus," ujarnya.
Depo Lebak Bulus juga dilengkapi dengan mesin pencuci kereta otomatis dan shunting locomotive yang berfungsi mendorong dan menarik kereta saat langsiran di area depo.
Keistimewaan lainnya, stasiun ini terintegrasi langsung dengan halte busway lebak bulus yang berada tepat di bawahnya. Untuk saat ini, MRT masih melakukan uji kelayakan sistem yang telah dibangun. MRT Jakarta ditargetkan beroperasi pada Maret 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Melihat Stasiun dan Depo MRT Jakarta di Lebak Bulus", https://megapolitan.kompas.com/read/2018/08/29/09422951/melihat-stasiun-dan-depo-mrt-jakarta-di-lebak-bulus.
Penulis : Ryana Aryadita Umasugi
Editor : Kurnia Sari Aziza
Berita Lainnya