Berita

Berita

Dirut TransJakarta Lempar Ide Bangun Trem Blok M-Kota Saat Rapat di DPRD

11 Juni 2020

 

Jakarta - Direktur Utama PT TransJakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengusulkan kepada Komisi B DPRD DKI supaya Jakarta memiliki trem. Jhony mengatakan ide itu dia sampaikan saat rapat dengar pendapat (RDP) bersama DPRD DKI pada Selasa (9/6). Dia mengatakan awalnya ditanya soal kesiapan pihaknya menyambut new normal. Dia lantas menjelaskan, pada masa PSBB transisi ini, penumpang lebih teratur.

 

"Begini ceritanya, kan kemarin ditanya waktu kami RDP kemarin itu di Komisi B. Kan ditanya kesiapan TransJakarta terkait PSBB transisi. Waktu itu kami jawab justru PSBB transisi ini membuat kita lebih teratur," ujar Jhony saat dihubungi, Kamis (11/6/2020).

 

Jhony kemudian menggambarkan, sebelumnya satu bus mengangkut penumpang hingga penuh, saat ini satu bus hanya mengangkut 30-40 penumpang. "Dalam artian tadinya satu bus, sekarang bawa 30-40 orang. Yang biasanya satu bus, sekarang jumlah yang sama pakai dua atau tiga bus. Kan gitu," terang Jhony.

 

Namun Jhony mempertanyakan apakah kondisi seperti itu dapat bertahan di kondisi new normal. Di sinilah dia melempar ide trem.

"Nah, jadi kalau nanti fase satu dari masa transisi selesai masuk ke fase kedua, lalu kita sepakat new normal, berarti pola hidup seperti itu kan akan dipertahankan dengan jumlah penumpang yang akan kembali normal. Apakah kita akan tetap mempertahankan bus berurutan seperti itu? Kan tentu jadi tidak efisien," ungkap dia.

 

"Makanya kemarin saya bilang ini ide aja, belum ada kajian, belum ada apa, cuma mikir saja sambil lewat di Komisi B itu. Saya bilang kalau koridor satu Blok M-Kota kita ganti trem gimana ya? Saya bilang gitu," sambungnya.

 

Meski demikian, Jhony mengaku hal tersebut baru sebatas usulan. Belum ada kajian apa pun mengenai perlu atau tidaknya trem di Jakarta.

"Kalau memang itu dibutuhkan oleh masyarakat, lalu kemudian disepakati bersama, mimpi itu bisa kita tindak lanjuti. Tindak lanjut seperti apa? Ya jadi kajian, jadi kajian kelayakan, jadi kajian keuangan, dan sebagainya sampai nantinya kita eksekusi," ucapnya.

 
 

Jhony mengatakan alasan usulan ide trem akan berada di koridor satu Blok M-Kota itu karena sudah ada jalurnya, sehingga tidak perlu izin yang panjang.

"Mengingat jalurnya sudah ada, artinya kita nggak perlu susah-susah bikin aturan baru, tinggal dipasang jalur tremnya dan itu bisa dipakai dua, bisa dipakai bus bisa dipakai oleh trem. Tapi nanti kalau ada trem, busnya nggak usah, busnya untuk koridor yang lain atau kebutuhan yang lain," jelas dia.

 

Menurutnya, penggantian bus dengan trem memiliki banyak manfaat. Misalnya rendah emisi karena menggunakan listrik hingga daya angkut penumpang lebih banyak.

 

"Kalau umpamanya dibutuhkan, kajiannya dinyatakan layak, kita eksekusi saja. Kita bikin dengan trem akan jauh lebih efisien, akan jauh lebih rapi, tenaganya tenaga listrik atau baterai, tidak pakai bahan bakar fosil, lebih rendah emisi, lebih ramah lingkungan, dalam artian tidak bising," tutur dia.

"Sekali angkut bisa sampai 4-5 gerbong, jadi efisien. Daripada kita barisin sekian banyak bus, nanti kalau misalkan dinyatakan layak, kita pakai trem, Jakarta lebih cakep," lanjut dia.

 

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5050242/dirut-transjakarta-lempar-ide-bangun-trem-blok-m-kota-saat-rapat-di-dprd/1

 

 



Berita Lainnya