Products

Please Register or login to buy

Magazine

MASKA Magazine 2nd Edition 2017 - OUT OF STOCK :(

01 April 2017

Artikel ini merupakan salah satu judul rubrik dalam Majalah MASKA Edisi 2. Apabila Anda ingin membaca lengkap silakan membeli Majalah MASKA dengan klik DI SINI

 
Tanjungpura 1947: “A Bridge Too Far”

 

Sebulan setelah proklamasi 17 Agustus 1945 perkeretaapian di seluruh Jawa dan Madura dapat dikuasai oleh para pemuda dan pekerja kereta api bangsa Indonesia. Puncaknya adalah ketika Balai Besar Rikuyu Sokioku dapat diambilalih dari tentara Jepang pada 28 September 1945. Dari kantor pusat jawatan kereta api Bandung itulah Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) didirikan.

 

Meski demikian, DKARI secara efektif menjalankan operasionalnya di seluruh Jawa hanya dalam kurun tiga minggu. Kedatangan Belanda kembali ke Indonesia dan membentuk Staatsspoorwegen/ Vereenigde Spoorwegbejdrijf (SS/VS, semacam dinas kereta api negara dan gabungan perusahaan kereta api era Hindia Belanda) sangat mengganggu operasional DKARI. Wilayah eksploitasi SS/VS yang awalnya hanya di Jakarta, Semarang, dan Surabaya terus meluas seiring pencaplokan wilayah Republik oleh tentara Belanda. Pada 20 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer mereka sejak Minggu pukul sebelas malam ke sebagian Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

 

Di Jawa Barat, serangan tentara Belanda dimulai pada Senin subuh dengan menerobos pertahanan Indonesia di Tambun untuk mengamankan lumbung beras di sepanjang Karawang-Cikampek-Cirebon. Pada agresi militer yang pertama itu sebagian pasukan Belanda menggunakan kereta api. Saat yang sama rombongan Grup Brigade Infanteri 2 dari Divisi 7 Desember juga bergerak di jalan raya Bekasi-Karawang mengiringi rangkaian kereta api yang berjalan ke arah timur.

 

Para personil DKARI yang telah mengetahui informasi rencana militer Belanda pada malam sebelumnya telah mengungsi bersama TNI ke arah Karawang. Dari sana pihak Indonesia menyusun strategi menghambat gerakan ofensif tentara Belanda dengan merubuhkan jembatan kereta api di Tanjungpura. Untuk memberi waktu pemasangan bahan peledak di jembatan, pasukan TNI berupaya menahan rombongan dengan menembaki mortir ke arah stasiun saat kereta api Belanda mengisi air di Cikarang. Namun serangan tersebut hanya sebentar karena pesawat-pesawat Mustang Belanda balik memberondong tembakan ke arah kubu TNI di sekitar stasiun.

 

Apabila Anda ingin membaca lengkap silakan membeli Majalah MASKA dengan klik DI SINI



Other Product